Sains

Perhatian, Keyakinan, Motivasi: Keadaan kognitif dapat dibaca di wajah

To the point:

  • Status kognitif: Ekspresi wajah memberikan wawasan tentang proses pemikiran internal.
  • Nilai prognostik: Isyarat wajah kognitif dapat secara akurat memprediksi kinerja tugas dan keberhasilan pemecahan masalah.
  • Implikasi Penelitian: Temuan ini memiliki potensi signifikan untuk memajukan penelitian dalam ADHD, autisme, dan demensia.

Apakah Anda memecahkan teka -teki, menavigasi pusat perbelanjaan atau menulis email: seberapa baik Anda melakukannya tidak hanya akan bergantung pada tugas yang ada tetapi juga pada keadaan kognitif internal Anda.

Termotivasi, fokus, gelisah, percaya diri, atau tidak aman?

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Communications, para peneliti di Ernst Strüngmann Institute di Frankfurt sekarang telah menunjukkan bahwa keadaan kognitif tersebut dapat diidentifikasi dari ekspresi wajah – dan bahkan dapat digunakan untuk secara akurat memprediksi seberapa cepat dan berhasil suatu tugas akan diselesaikan.

Terlebih lagi, ini bekerja lintas spesies – lebih khusus, kera dan tikus. Pada kedua spesies, ekspresi wajah tidak hanya mengekspresikan keadaan emosional, tetapi juga proses kognitif laten dengan cara yang terukur.

Keadaan kognitif serupa di seluruh spesies

Perilaku hewan, misalnya ketika mencari makanan, sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan kognitif internal seperti perhatian atau motivasi untuk menemukan makanan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan aspek fungsional dari proses kognitif dengan lebih baik dan untuk menganalisis apakah keadaan kognitif laten serupa di seluruh spesies.

Untuk tujuan ini, para peneliti memiliki kera dan tikus melakukan tugas mencari makan naturalistik dalam lingkungan realitas virtual yang dikembangkan secara khusus. Berbagai macam ekspresi wajah dicatat, yang kemudian digunakan dalam model statistik dan simulasi komputer lebih lanjut untuk mengidentifikasi serangkaian status laten yang secara akurat memprediksi kapan hewan akan menanggapi rangsangan yang ditunjukkan dan seberapa baik mereka akan menyelesaikan tugas pencarian.

Hubungan antara keadaan yang diidentifikasi dan kinerja tugas sebanding antara spesies. -Setikan keadaan kognitif sesuai dengan pola karakteristik fitur wajah yang juga tumpang tindih antar spesies,- kata peneliti postdoctoral Alejandro Tlaie Boria, penulis pertama penelitian. -Ini berarti bahwa ekspresi wajah dapat dianggap sebagai manifestasi yang andal dari keadaan kognitif internal bahkan melintasi batas-batas spesies.-

Ekspresi wajah memberikan wawasan tentang proses berpikir

Studi ini juga menunjukkan bagaimana ekspresi wajah dapat digunakan sebagai ukuran objektif dari keadaan internal, yang memungkinkan kesimpulan untuk ditarik tentang proses pemikiran. Ini sudah secara langsung relevan untuk penelitian tentang model hewan dan dapat mewakili terobosan untuk ilmu saraf komparatif dan penelitian perilaku.

Peluang untuk penelitian ADHD, autisme, dan demensia

Apakah hasilnya dapat ditransfer ke ekspresi wajah manusia masih harus diselidiki. Namun, jika mereka dikonfirmasi untuk manusia, temuan ini bisa menjadi relevan untuk aplikasi dalam psikiatri dan dalam penelitian autisme dan demensia. Pendekatan dapat digunakan untuk mengenali keadaan kognitif laten pada individu non-verbal, seperti dalam kasus autisme atau sindrom terkunci. Pengukuran obyektif dari keadaan perhatian juga menawarkan potensi signifikan untuk peningkatan diagnostik ADHD, misalnya untuk mengukur keparahan atau untuk mengidentifikasi pola kognitif spesifik yang dapat ditugaskan ke subtipe ADHD.

Source

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button