Sains

Tanah yang tertekan: Dampak kekeringan pada padang rumput

Sebuah studi internasional yang melibatkan Universitas BOKU menyoroti bagaimana perubahan iklim mempengaruhi keseimbangan hidrologi tanah dan ketahanan ekosistem.

Penelitian menunjukkan bahwa kekeringan, pemanasan, dan peningkatan konsentrasi CO2 berdampak besar pada ekosistem padang rumput, yang mencakup hampir 40% permukaan bumi dan sangat penting bagi siklus air global.

Simulasi skenario iklim masa depan menunjukkan bahwa peningkatan CO2 membuat penggunaan air oleh tanaman menjadi lebih efisien dalam jangka pendek, sementara pemanasan dan kekeringan mempengaruhi konektivitas hidrologi tanah dan ketersediaan air untuk tanaman dalam jangka panjang. Kekeringan yang berulang mengubah pergerakan air di dalam tanah, menyebabkan pencampuran yang buruk dan pembatasan jangka panjang terhadap pertumbuhan tanaman dan kapasitas regenerasi.

Christine Stumpp dari Institut Fisika Tanah dan Pengelolaan Air Pertanian merupakan mitra kerja sama utama dalam proyek ini. Dia bertanggung jawab atas desain pemantauan, melakukan pengukuran sifat fisik tanah dan mendukung tim dari Institut Ekologi di Universitas Innsbruck, yang

Pengaturan eksperimental dengan pemanas radiasi, fumigasi CO2, dan pelindung hujan memungkinkan dilakukannya simulasi skenario iklim yang realistis sejak tahun 2014. Hasilnya menunjukkan bahwa kekeringan yang berulang secara berkelanjutan mengurangi kemampuan ekosistem untuk beregenerasi. Hal ini menggarisbawahi perlunya mengembangkan strategi untuk memperkuat ketahanan ekosistem dan mengintensifkan langkah-langkah perlindungan iklim.

Studi baru ini baru saja dipublikasikan di jurnal Science: https://www.science.org/doi/10.1126/science.ado0734

ad0734

Source

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button