Sains

Wawasan baru mengenai sifat ikatan antimon – implikasinya terhadap penelitian material

Ilustrasi struktur kristal antimon dalam fase alfa stabil.

Berita dari

Sebuah studi baru yang memberikan wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya mengenai ikatan kimia antimon dapat berdampak besar pada penelitian material. Kolaborasi antara ilmuwan dari Universitas Leipzig, Universitas RWTH Aachen dan sinkrotron DESY di Hamburg menggabungkan pengukuran eksperimental dengan perhitungan teoritis. Temuan ini akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami materi perubahan fasa dan, khususnya, meningkatkan penerapannya dalam penyimpanan data dan termoelektrik. Penelitian tersebut kini telah dipublikasikan di jurnal bergengsi Advanced Materials.

Penelitian ini menggabungkan pengukuran eksperimental dengan perhitungan teoritis, dengan tujuan menganalisis sifat dan kekuatan ikatan kimia antimon. “Kekuatan ikatan bergantung langsung pada jarak antar atom,” kata Profesor Claudia S. Schnohr dari Felix Bloch Institute for Solid State Physics di Universitas Leipzig, menambahkan bahwa perbandingan dengan bahan lain seperti logam dan semikonduktor menunjukkan bahwa jarak ini ketergantungan merupakan ciri dari jenis ikatan kimia.

Yang perlu mendapat perhatian khusus adalah transisi yang mulus antara ikatan kovalen klasik dan ikatan multi-pusat yang kaya elektron. Ikatan kovalen terlihat, misalnya, pada semikonduktor seperti germanium. “Hasil kami menunjukkan bahwa antimon dalam fase stabil menunjukkan karakteristik kedua jenis ikatan,” kata rekan penulis Profesor Oliver Oeckler dari Institut Kimia Anorganik dan Kristalografi di Universitas Leipzig. Hal ini memiliki implikasi penting untuk memahami bahan perubahan fasa, yang digunakan dalam penyimpanan data dan termoelektrik, serta aplikasi lainnya.

Antimon sebagai model bahan perubahan fasa

“Kami menyelidiki antimon sebagai sistem model unsur untuk bahan perubahan fasa. Ia memiliki struktur yang mirip dengan germanium telluride, namun hanya terdiri dari satu jenis atom,” kata Profesor Claudia Schnohr. Sifat-sifat ini memudahkan analisis dan perbandingan dengan bahan lain untuk lebih memahami karakteristik ikatannya.

Temuan ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan sifat material. “Di masa depan, penentuan konstanta gaya secara eksperimental atau teoretis akan memungkinkan penyesuaian desain material baru,” kata Schnohr. Ini bisa sangat berguna untuk aplikasi pada media penyimpanan elektronik dan termoelektrik.

Publikasi asli di Materi Lanjutan:

doi.org/10.1002/adma.202416320

Source

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button