Berita

Keyakinan dalam roh, akhirat sangat populer di seluruh negara yang beragam agama, studi baru menemukan

(RNS)-Sebuah studi Pusat Penelitian Pew-kind-dari-itu tentang praktik keagamaan dan keyakinan spiritual di lebih dari 30 negara menunjukkan keyakinan dalam roh dan kehidupan setelah kematian adalah umum di seluruh dunia.

Itu belajarditerbitkan pada hari Selasa (6 Mei), mensurvei 50.000 orang di 36 negara tentang keyakinan mereka di akhirat, mantra, kutukan, dan leluhur roh. Survei juga bertanya kepada responden tentang apakah mereka membawa barang -barang agama, berkonsultasi dengan peramal, dan menyalakan lilin atau dupa karena alasan spiritual.

Menurut penelitian ini, sebagian besar orang dewasa (64% median lintas negara) percaya pada kehidupan setelah kematian. Delapan puluh lima persen responden di Indonesia mengatakan ada “pasti atau mungkin kehidupan setelah kematian,” persentase tertinggi di seluruh dunia, diikuti oleh Turki dan Kenya, di mana masing-masing 84% dan 80% setuju. Tujuh puluh persen orang Amerika menunjukkan kepercayaan pada akhirat. Di Swedia, hanya 38% yang setuju, yang terendah tercatat.

Para peneliti mencoba untuk menangkap dengan tepat apa artinya menjadi religius atau spiritual, dan aspek -aspek apa dari spiritualitas yang terhubung dengan sebagian besar orang, kata Jonathan Evans, seorang peneliti senior di Pew Research Center.

“Kami ingin melihat dalam pengalaman hidup orang -orang, apa yang mereka yakini? Apa yang mereka praktikkan?” katanya. “Berpotensi, kadang -kadang mereka percaya atau mempraktikkan hal -hal yang tidak dianggap oleh beberapa orang sebagai ortodoks terhadap tradisi mereka.”

Survei ini menandai pertama kalinya responden di luar Amerika Serikat dan negara -negara Asia ditanya tentang konsep dan praktik spiritual yang berasal dari agama Buddha, agama rakyat Asia, dan spiritualitas zaman baru. Pertanyaan -pertanyaan baru ini mencakup “set dimensi agama dan spiritual yang lebih luas,” kata Evans, di mana survei sebelumnya sebagian besar berpusat pada kepercayaan dan praktik monoteistik tradisional.


Source link

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button