Berita

Turki mengatakan lebih dari 175.000 warga Suriah pulang sejak Desember


Ankara:

Sebanyak 175.512 warga Suriah telah secara sukarela kembali ke negara mereka dari Turki sejak 9 Desember tahun lalu, kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya.

Menurut Yerlikaya pada hari Rabu, jumlah warga Suriah yang telah kembali dari Turki sejak 2017 kini telah mencapai 915.515.

Pengembalian ini, yang terdiri dari 33.730 keluarga, telah dilakukan dalam apa yang digambarkan oleh pihak berwenang sebagai cara “sukarela, aman, bermartabat, dan tertib”, kantor berita Xinhua melaporkan.

Yerlikaya menekankan bahwa proses pengembalian dikelola secara transparan, dengan pengawasan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Untuk memfasilitasi proses tersebut, Turki telah memperkenalkan langkah-langkah yang memungkinkan pintu keluar dan masuk kembali yang berwenang dan telah mengerahkan perwakilan migrasi di Suriah untuk memantau dan mendukung orang-orang yang kembali di lapangan.

Jutaan warga Suriah melarikan diri dari negara mereka setelah pecahnya perang saudara pada tahun 2011.

Turki, berbagi perbatasan panjang dengan Suriah, menjadi tempat perlindungan besar, menampung lebih dari 3,6 juta warga Suriah di puncak krisis, menurut angka PBB.

Pemerintah Turki, yang mendukung pemberontak yang dipimpin Islam yang menggulingkan pemerintah mantan Presiden Bashar al-Assad, berharap untuk mempercepat kembalinya pengungsi untuk meringankan ketegangan yang dihasilkan kehadiran mereka di beberapa bagian negara.

Secara keseluruhan, sekitar 400.000 warga Suriah telah kembali dari negara -negara tetangga sejak jatuhnya Assad, menurut Badan Pengungsi PBB UNHCR.

Badan itu juga mengatakan bahwa lebih dari satu juta warga Suriah mengungsi di negara mereka karena konflik juga telah kembali ke rumah mereka.

Pergeseran dramatis dalam lanskap politik Suriah dimulai pada 8 Desember 2024, ketika Bashar al-Assad, yang memerintah Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah pasukan anti-rezim menyita kendali atas Damaskus, secara efektif mengakhiri aturan partai Baath yang telah berlangsung sejak 1963.

Pada tanggal 29 Januari, pemerintahan Suriah transisi diumumkan di bawah kepemimpinan Ahmed al-Sharaa, komandan pasukan oposisi yang menggulingkan Assad.

Pemerintahan baru membubarkan Konstitusi Suriah, Layanan Keamanan, Faksi Bersenjata, Partai Baath, dan Parlemen – menetapkan panggung untuk struktur politik baru.

(Kecuali untuk tajuk utama, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)


Source

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button