Xi dan Putin mendiskusikan hubungan dengan Trump, Ukraina, dan Taiwan

Para pemimpin membahas kemungkinan kontak mereka dengan pemerintahan baru Donald Trump di AS melalui panggilan video yang luas, kata Kremlin.
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengenai cara memperkuat hubungan bilateral sehari setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-47.
Kedua pemimpin membahas kemungkinan kontak mereka dengan pemerintahan Trump melalui panggilan video yang berlangsung lebih dari satu setengah jam, kata Kremlin pada hari Selasa.
Media Rusia melaporkan bahwa kedua pemimpin berbicara tentang meningkatkan arus perdagangan. Tiongkok adalah konsumen energi Rusia terbesar dan pasar ekspor minyak terbesar bagi Rusia.
Xi dan Putin “telah menunjukkan kesediaan untuk membangun hubungan dengan Amerika Serikat atas dasar saling menguntungkan dan saling menghormati, jika tim Trump benar-benar menunjukkan minat terhadap hal ini”, kata penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan di Moskow.
“Kami juga menyatakan bahwa kami siap berdialog dengan pemerintahan baru AS mengenai konflik Ukraina.”
Sementara itu, Trump mengatakan dia bersedia mengakomodasi pandangan Rusia bahwa hak Ukraina untuk menentukan nasib sendiri dapat dikesampingkan demi perdamaian dan stabilitas.
Ushakov mengatakan Putin menginginkan perdamaian jangka panjang di Ukraina, bukan gencatan senjata jangka pendek. Tidak ada proposal khusus untuk melakukan panggilan telepon dengan Trump yang diterima, katanya.
Mengenai Taiwan, Ushakov mengatakan Rusia telah “mengkonfirmasi posisi teguhnya dalam mendukung prinsip satu Tiongkok”.
Tiongkok menganggap Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri. Dalam pidato Tahun Baru, Presiden Xi mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan “reunifikasi” Tiongkok dengan Taiwan. Pemerintah Taiwan menolak klaim Beijing.
Ushakov mengatakan panggilan video Putin-Xi telah direncanakan sebelum pelantikan Trump.
Kemitraan tanpa batas
Tiongkok dan Rusia mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 ketika Putin mengunjungi Beijing, beberapa hari sebelum ia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina. Putin, dalam beberapa bulan terakhir, menggambarkan Tiongkok sebagai “sekutu”.
Trump mengatakan dia akan bersikap keras terhadap Tiongkok dan berbicara dengan Putin tentang mengakhiri perang di Ukraina. Dalam sambutannya kepada wartawan setelah pelantikannya, Trump mengatakan Putin harus membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang karena konflik tersebut menghancurkan Rusia.
Xi telah menyerukan perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menuduh AS memicu perang dengan penjualan senjata ke Kyiv, yang mengatakan pihaknya siap mencari solusi negosiasi yang menghormati kepentingannya.