Blinken Menepis Ancaman Trump terhadap Terusan Panama

Washington:
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Kamis menepis ancaman Presiden terpilih Donald Trump untuk merebut Terusan Panama, dan malah mengantisipasi strategi yang lebih tradisional yaitu mendiversifikasi rantai pasokan.
“Di Terusan Panama, kami memiliki perjanjian, kami memiliki kebijakan yang sudah ditetapkan selama bertahun-tahun, dan itu tidak akan berubah,” kata Blinken pada konferensi pers perpisahan.
“Saya pikir tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membicarakan hal ini,” ujarnya mengenai ancaman Trump.
Pada konferensi pers bulan ini di Florida, Trump menolak mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk merebut Terusan Panama dan bahkan Greenland, wilayah otonom sekutu NATO, Denmark.
Trump menunjuk pada meningkatnya pengaruh Tiongkok di Terusan Panama, yang diresmikan pada tahun 1914 dan dibangun oleh Amerika Serikat, sebagian besar dengan tenaga kerja Afro-Karibia.
Panama mengambil kendali penuh atas terusan tersebut pada akhir tahun 1999 berdasarkan kesepakatan yang dipimpin oleh mendiang presiden Jimmy Carter, yang melihat adanya tanggung jawab moral untuk memperlakukan Panama dengan lebih hormat.
Menyinggung kekhawatiran mengenai pengaruh Tiongkok dalam industri di seluruh dunia, Blinken mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah membuat “kemajuan luar biasa” dalam mengupayakan “keberagaman rantai pasokan yang lebih besar.”
“Jadi di situlah seharusnya fokusnya, dan di situlah saya perkirakan fokus sebenarnya akan terjadi,” kata Blinken.
Namun Marco Rubio, yang ditunjuk oleh Trump sebagai menteri luar negeri berikutnya, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat pada hari Rabu: “Ini bukan lelucon. Masalah Terusan Panama adalah masalah yang sangat serius.”
Dia bertanya apakah perusahaan-perusahaan Tiongkok dapat mengambil kendali atas pelabuhan-pelabuhan di sekitarnya dan, di bawah perintah Beijing, memutuskan untuk “menutupnya atau menghalangi transit kami.”
“Ini adalah masalah sah yang perlu dihadapi,” kata Rubio.
(Kecuali judulnya, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)