Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA Menunjukkan Struktur 3D Debu dan Gas

Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA telah menangkap gambar yang sangat detail yang menunjukkan lapisan kompleks debu dan gas antarbintang. Pengamatan ini, yang dikumpulkan melalui gema cahaya dari ledakan supernova, “memungkinkan para astronom untuk memetakan struktur 3D sebenarnya dari debu dan gas antarbintang (dikenal sebagai medium antarbintang) untuk pertama kalinya,” kata NASA dalam sebuah pernyataan. melepaskan.
Gema cahaya, yang berasal dari keruntuhan sebuah bintang lebih dari 350 tahun yang lalu, telah melintasi jarak yang sangat jauh untuk menerangi gas dan debu di sekitarnya. Ledakan tersebut menyebabkan sinar-X dan sinar ultraviolet yang kuat, yang mencapai material antarbintang, menyebabkannya bersinar dalam inframerah. Sisa-sisa kosmik ini sekarang terlihat dengan detail yang menakjubkan berkat teknologi inframerah canggih Webb.
“Kami cukup terkejut melihat tingkat detail ini,” kata Jacob Jencson, peneliti utama dari Caltech.
Gambar-gambar tersebut mengungkapkan lapisan materi antarbintang, beberapa menyerupai struktur “bawang”. Josh Peek dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, mengatakan, “Kami melihat lapisan seperti bawang. Kami pikir setiap wilayah padat dan berdebu yang kami lihat, dan sebagian besar yang tidak kami lihat, terlihat seperti ini di bagian dalam. Kami hanya belum pernah bisa melihat ke dalamnya sebelumnya.”
Gambar Webb menunjukkan lapisan gas dan debu padat yang membentang di ratusan unit astronomi. Struktur seperti lembaran ini belum pernah diamati sebelumnya, sehingga menantang pemahaman sebelumnya tentang medium antarbintang.
“Kami tidak mengetahui bahwa medium antarbintang memiliki struktur sebesar itu dalam skala kecil, apalagi berbentuk lembaran,” kata Peek.
Selain struktur seperti lembaran, gambar Webb mengungkapkan fitur magnet yang rumit, menunjukkan bahwa medan magnet antarbintang mempengaruhi formasi ini. Beberapa area tampak seperti “pulau” magnet di dalam medan yang lebih seragam yang mendominasi medium antarbintang, kata NASA.
Gema cahaya pertama kali terdeteksi oleh Teleskop Luar Angkasa Spitzer milik NASA yang sudah pensiun, namun pencitraan resolusi tinggi Webb telah memberikan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena kosmik ini. Gema tersebut dihasilkan dari ledakan supernova, di mana cahaya berinteraksi dengan gumpalan gas dan debu, memanaskan dan menyinarinya dalam pola yang meluas.
Armin Rest dari Space Telescope Science Institute menyamakan pemetaan 3D material antarbintang dengan “setara astronomis dengan CT scan medis”.
“Kami memiliki tiga irisan yang diambil pada tiga waktu berbeda, yang memungkinkan kami mempelajari struktur 3D sebenarnya. Ini akan sepenuhnya mengubah cara kami mempelajari medium antarbintang,” kata Rest.
Pengamatan Webb di masa depan akan mencakup pengamatan spektroskopi gema cahaya menggunakan Instrumen Inframerah Tengah (MIRI). Hal ini akan memungkinkan para ilmuwan mempelajari perubahan komposisi debu sebelum, selama, dan setelah disinari oleh gema cahaya.
Penemuan detail rumit ini merupakan tonggak penting dalam eksplorasi ruang angkasa. Administrator NASA Bill Nelson merefleksikan keberhasilan misi tersebut, dengan mengatakan, “Setiap gambar, setiap penemuan, menunjukkan potret tidak hanya keagungan alam semesta tetapi juga kekuatan tim NASA dan janji kemitraan internasional.”