Sains

Sebuah tim dengan beragam keahlian menghasilkan ide-ide baru – tetapi apakah ide-ide tersebut praktis?

Bertentangan dengan anggapan luas bahwa tim dengan beragam keahlian secara otomatis lebih kreatif, sebuah studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti gabungan dari Universitas Waterloo, Universitas Xiamen, dan Universitas Texas Tech mengungkapkan bahwa hal ini tidak selalu terjadi.

Penelitian tersebut, yang merupakan penelitian pertama di bidang akuntansi yang mengeksplorasi kreativitas tim dengan neuroimaging, menunjukkan bahwa meskipun tim dengan keahlian dan perspektif berbeda menghadirkan ide-ide segar dan unik, mereka sering kesulitan menciptakan solusi yang praktis dan bisa diterapkan – memunculkan ide-ide penting. pertanyaan untuk manajer dan bisnis di seluruh dunia.

Dalam sebuah eksperimen, tim yang terdiri dari anggota dengan bidang keahlian berbeda – insinyur dan akuntan – ditugaskan untuk memanfaatkan ruang universitas yang tidak terpakai secara kreatif. Studi ini menemukan bahwa tim dengan gabungan keterampilan menghasilkan proposal yang lebih unik, namun ide-ide mereka seringkali kurang berguna dibandingkan dengan tim yang setiap orangnya memiliki keahlian yang sama.

“Studi kami menantang keyakinan modern bahwa tim dengan beragam keahlian selalu meningkatkan kreativitas,” kata Adam Presslee, profesor dari Sekolah Akuntansi dan Keuangan di Waterloo. “Meskipun tim dengan keahlian dan perspektif berbeda cenderung menghasilkan ide yang lebih orisinal, mereka juga menghadapi kendala saat mencoba mengubah ide tersebut menjadi solusi praktis dan dapat diterapkan.”

Penelitian yang merupakan kerjasama antara Drs. Presslee, Yasheng Chen, dan Sue Yang menggunakan teknologi pemindaian otak mutakhir, yang dikenal sebagai spektroskopi inframerah dekat fungsional (fNIRS), untuk mengukur respons otak peserta selama kolaborasi tim. Alat canggih ini memungkinkan peneliti mengintip ke dalam “kotak hitam” otak untuk memahami mengapa tim dengan keahlian dan perspektif berbeda memiliki efek beragam pada kreativitas.

Percobaan ini terdiri dari 40 tim yang terdiri dari dua orang yang masing-masing dilengkapi dengan topi pemindai otak fNIRS untuk melihat seberapa sinkronnya aktivitas otak anggota tim. Mereka menemukan bahwa ketika otak anggota tim lebih tersinkronisasi dalam area tertentu, hal ini memengaruhi keunikan atau kegunaan ide mereka.

Studi ini menawarkan dua kontribusi ilmiah yang menantang keyakinan bahwa beragam keahlian dalam tim meningkatkan kreativitas dan memaksimalkan efisiensi. Yang pertama adalah bahwa meskipun beragam keahlian meningkatkan keunikan ide-ide tim, namun hal ini mengurangi kegunaannya – yang mengarah pada tindakan penyeimbangan yang kompleks bagi para manajer. Pada akhirnya, keragaman keterampilan dalam tim dapat menjadi pedang bermata dua dalam hal pengaruhnya terhadap kreativitas.

Kedua, dengan menggunakan neuroimaging, penelitian ini menunjukkan bahwa tim dengan keahlian dan perspektif berbeda memicu area otak berbeda yang terkait dengan pemikiran divergen dan konvergen.

Studi ini seharusnya dapat diterapkan secara signifikan di dunia bisnis, terutama bagi para manajer yang menerapkan keragaman fungsional bukanlah solusi yang bisa diterapkan untuk semua orang.

“Agar perusahaan dapat memaksimalkan tim mereka, mereka perlu memikirkan dengan hati-hati mengenai keluaran kreatif seperti apa yang mereka inginkan,” kata Presslee. “Keahlian yang beragam sangat bagus jika tujuannya adalah ide-ide yang inovatif dan 'out of the box'. Namun jika Anda memerlukan ide-ide yang dapat digunakan tepat waktu, Anda mungkin menginginkan tim yang lebih fokus dan seragam.”

Penelitian, ” Pengaruh Keberagaman Fungsional pada Kreativitas Tim: Perilaku dan Bukti fNIRS ,” diterbitkan di Ilmu Manajemen.

Source

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button